SIANTAR – MEDIAMASIP
Walikota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani SpA disebut sebagai walikota Konten.
Hal tersebut dikatakan Kesatuan Aksi Mahasiswa Dan Pemuda Siantar (Kampas) saat melaksanakan demo di depan Kantor Walikota Pematang Siantar Jalan Merdeka Kelurahan Dwikora Kecamatan Siantar Barat Kota Pematang Siantar Sumatera Utara, Rabu (31/5/2023).
Dalam demo tersebut sambil membawa spanduk bertuliskan Mosi Tak Percaya walikota para pendemo dengan berjalan kaki dan dikawal dari Polres Pematang Siantar bergerak menuju Pasar Hongkong di Jalan Diponegoro.Disana pendemo menyuarakan orasinya dan dilanjut ke Depan Kejaksaan Negeri (Kejari) Pematang Siantar dan diakhiri ke Depan Kantor Walikota Pematang Siantar.
Penanggung jawab aksi Gading Simangunsong selaku kordinator Kampas,Rifqi Pratama (Kopasis), Bill Fatah Naution (IMM) Armada Prawira Simorangkir (GMKI) menyampaikan orasinya dimana Kampas menilai kepemimpinan Walikota Pematang Siantar dr Susanti Dewayani masih sarat permasalahan yang bermuara dengan tidak optimalnya pelayanan publik khususnya pembangunan kesejahteraan di Kota Sapanganbei Manoktok hitei ini.
Dalam orasinya Kampas menilai persoalan – persoalan yang timbul dikarenakan kegagalan Susanti memanajement perangkat aparaturnya dengan baik, bahkan selama ia memimpin terkesan jalan sendiri karena tidak menuai dukungan positif di masyarakat yang seolah acuh tak acuh dengan lakonnya yang penuh pencitraan.
Pendemo juga menilai walikota gagal memberikan terobosan dan gebrakan yang dapat memicu optimalisasi fungsi funsi perangkat daerah, lebih – lebih Susanti dianggap terjebak dalam hegemoni protokoler yang membuat seolah olah ia hanya berfungsi membwrikan sambutan di acara acara penting saja tanoa ada upaya – upaya yabg memunculkan dan mendorong sebuah gagasan untuk menjawab permasalahan di kota kecil ini.
Pendemo juga mengomentari nasib PD PAUS yang terus merugi dan PD PHJ yang tak pernah sehat.
Selain itu Kampas juga menilai Susanti hanya diam saat melihat gelandangan pengemis di persimpangan jalan yang banyak membawa anak kecil bahkan datang ke pusat pusat keramaian dimana banyak pejabat nongkrong, ia juga diam saat masyarakat menjerit karena naiknya NJOP, ia diam saat nanyak odong – odong yang memainkan musik dewasa bagi anak anak, ia diam saat semrawutnya Lapangan Merdeka dan temlat fasilitas umum lain yang dikuasai pedagang liar, ia diqm saat tertundanya LKPJ dan Ranperda RTRW yang membuat kota ini semakin semrawut pembangunan, ia diam saat program LISA tidak disambut masyarakat bahkan ia diduga sengaja diam saat menjadi penguasa tunggal tanoa teman / wakil walikota.
“Selain itu persoalan dugaan pemalsuan dokumen nehara omeh walikota dan kawan kawan dalam kasus semrawut mutasi ASN Pemko yang sudah kami laporkan ke Polres Pematang Siantar juga menjadi bukti betala walikota terkesan ingin gonta hanti kabinet tanpa aturan,”ujarnya.
Gading menjelaskan sebagai bentuk perlawanan mereka atas diamnya walikota padahal sudah menghabiskan uang rakyat miliaran rupia maka mereka melaksanakan demo atau aksi untuk ketiga kalinya dengan turun ke jalan.
Aksi demo tersebut juga sebagai bentuk dukungan dukungan kepada Mahkamah Agung (MA) agar segera memutuskan peradilan pemakzulan walikota Siantar secara adil dan memperhatikan kondiai kota Siantar yang semrawut selam kepemimpinan Susanti Dewayani.
Diakhir orasinya Gading Simangunsong membacakan tuntunan aksi yaitu
1. Segera tuntaskan Revisi Ranperda RTRW.
2. Jangan bohongi rakyat soal KW
3.Copot oknum Dewan Pengawas PDAM Tirtauli nakal.
4. Usut tuntas dugaan pemotongan tunjangan PNS di lingkungam Pemko.
5.Polres Siantar jangan bermain api terhadap laporan kami soal dugaan pemalsuan dokumen negara oleh walikota Dkk.
6. Bubarkan PD PAUS dam PD PHJ
7.!Hentikan pungutan pungutan bagi pedagang trotoar.
8. Stop menjadi walikota Konten, Siantar butuh gebrakan.
9.Stop pecah belah mahasiswa dengan tabgan – tangan sekeliling yang nakal.
10.Stop “terminal liar’ dan kesemrawutan di Kota Siantar. (Tohap)
Discussion about this post