Khotbah Minggu: VIII Setelah Trinitatis, 10 Agustus 2025
Evangelium: Mazmur 33: 12-22
Oleh: Pdt. Dr. Deonal Sinaga (Ka. Dep. Koinonia HKBP)
1. “Takut Akan Tuhan…!” Sahabat yang baik hati, selamat hari Minggu dan Salam dari Rura Silindung! Sukacita dan damai sejahtera kiranya memenuhi kehidupan saudara dan keluarga! Firman Tuhan pada Minggu VIII Setelah Trinitatis hari ini (Maz. 33: 12-22) adalah pengajaran berharga bagi setiap orang percaya, supaya setia dan taat pada hukum dan ketetapan Tuhan!
2. Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang hidupnya tergantung pada kasih setia dan karuniaNya! Tuhan selalu memperhatikan, memberkati, melindungi dan menyertainya. Mata Tuhan tidak pernah terlelap, melainkan selalu tertuju kepadanya. Dia menjaganya siang dan malam. Matahari tidak akan menyakitinya di waktu siang, atau bulan di waktu malam. PertolonganNya datang pada waktu yang tepat (Bnd. Maz. 121).
3. Benar, itulah sesungguhnya realitas hidup orang yang takut akan Tuhan. Yang dimaksud dengan orang yang takut akan Tuhan adalah yang mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan, dan berupaya hidup sesuai dengan kehendak, hukum, perintah dan ketetapanNya. Baginya, Tuhan ada di atas segala kuasa, kehormatan, kekayaan dan segala yang ada. Dan, dia bersikap demikian.
4. Karena itu, sesungguhnya dia tidak takut atau khawatir terhadap apa pun dalam hidup ini. Dia tahu, Tuhanlah yang berkuasa dan dia yakin, bahwa Tuhan bertindak sesuai dengan kehendak dan rencana ilahiNya. Dia benar-benar mengenal Tuhan dari lubuk hati yang terdalam dan dengan segala akal sehat yang dimiliki berupaya untuk hidup dalam kebenaran Tuhan.
5. Itulah yang secara eksplisit dan implisit tersingkap dalam Mazmur 33 ini. Diawali dengan pernyataan imperatif, “Bersoraksorailah, hai orang-orang benar dalam Tuhan!” Suatu ajakan bagi anak-anak Tuhan untuk melihat dan mengenal dirinya dan TuhanNya.
6. “Conscientization,” satu istilah yang dikembangkan bapak pendidikan dari Brazil Paulo Freire – merujuk pada proses penyadaran yang kritis terhadap realitas kehidupan. Demikianlah Mazmur ini mengajak orang percaya supaya “wake up,” terbangun dan sadar bahwa penting bagi orang-orang baik, orang-orang jujur, orang-orang percaya untuk memuji-muji Tuhan.
7. Dan, pujian kepada Tuhan bukanlah seperti gong yang gemerenting atau kata-kata yang sekedar keluar dari mulut. Melainkan harus dengan kesadaran penuh dan didasarkan pada pengenalan yang benar akan “kesiapaan” Tuhan itu. Bahwa Dia adalah Tuhan yang benar. Dia setia. Dia adil. Dia berkuasa: Dia mencipta dengan FirmanNya. “Biarlah segenap bumi takut kepadaNya dan semua penduduk bumi gentar kepadaNya.”
8. “Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takut akan Dia.” Tuhan Allah yang menciptakan alam semesta dan segala yang ada di dalamnya. Dia melihat dan mengetahui segala yang ada. Tidak satu pun dari yang ada yang luput dari perhatian dan pengetahuanNya. Demikian adanya, Mazmur ini mengungkapkan perhatian khusus kepada orang-orang yang takut akan Dia.
9. Merekalah orang-orang yang berbahagia. Orang-orang percaya dan takut kepadaNya memang istimewa di hati Tuhan. Dia memandang dari atas dan mengetahui apa yang terjadi kepada mereka. Dia tidak pernah membiarkan dan meninggalkan mereka. Dia memiliki rancangan dan rencana yang indah bagi mereka. Ketika mereka jatuh atau mengalami kesusahan, Dia tidak biarkan. PertolonganNya datang pada waktu yang tepat. “Providentai Dei.” Penyelenggaraan dan pemelihataan Allah atas hidup orang-orang yang dikasihiNya.
10. Orang yang yakin dan percaya bahwa Allahlah yang berkuasa di atas segalanya, selalu menggantungkan harapan hanya pada-Nya. Jika kita yakin dan percaya, bahwa Dia memelihara hidup kita, maka rasa khawatir dan ketakutan yang tanpa alasan, akan hilang. Jika kita yakin dan percaya, bahwa Allah memiliki rancangan dan rencana dalam hidup ini, maka apa pun yang terjadi, kita akan melihatnya sebagai bagian dari proses realisasi “Providentia Dei.”
11. Demikianlah kesaksian orang-orang beriman dalam Alkitab. Secara khusus Kitab Mazmur sangat kaya dengan kesaksian akan pengalaman rohani orang-orang beriman: baik personal maupun komunal. Jika kita amati secara seksama, salah satu kekayaan kitab Mazmur adalah bahwa orang-orang beriman mampu melihat kenyataan hidup secara holistik; Susah senang, kalah menang, sakit dan sehat, miskin dan kaya, terpenjara, tertindas dan bebas merdeka, adalah satu kesatuan – sebagai bagian dari realisasi kehendak Sang Pencipta dan Pemilik segalanya.
12. Orang beriman seperti pemazmur tidak mau jatuh pada fatalisme yang membabi buta: menyalahkan, mengeluhkan dan mendiskreditkan Tuhan, sesama atau diri sendiri. Sebaliknya, dengan iman dan kepercayaan yang tulus ikhlas, dia mampu mentransformasikan dan menarasikan segala keadaan dan realitas yang dia hadapi, dimana Allah tetap hadir sebagai Yang Mahakuasa, Mahatahu, Mahahadir (Omnipotence, Omniscience, Omnipresence).
13. Kebenaran ini kita temukan juga dalam Mazmur 33 yang ditetapkan menjadi dasar khotbah bagi kita pada Minggu VIII Setelah Trinitatis hari ini. Mazmur ini sangat menginspirasi dan menguatkan umat Tuhan sepanjang masa, sehingga tidak gampang menyerah, mengeluh dan bersungut-sungut. Sebaliknya, dalam rasa syukur dan kesetiaan pada Firman dan ketetapan Tuhan, mampu melangkah dengan yakin, termasuk ketika harus melalui jalan sulit dan terjal. Orang beriman bisa berjaya dalam segala situasi dan kondisi kehidupan.
14. “Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan… Dia memandang mereka dari tempat kediamanNya.” Sumber keselamatan mereka bukanlah dari apa yang dapat dilihat mata, didengar oleh telinga atau dirasakan oleh hati. Melainkan dari Dia yang berkuasa – Tuhan Allah Pencipta segala yang ada. Raja tidak selamat oleh besarnya kuasa dan tidak tertolong oleh besarnya kekuatan. Hanya Tuhan yang dapat memberi pertolongan di kala tersesat atau terjatuh, bahkan memberikan keselamatan.
15. Saudaraku, bersukacitalah di dalam Tuhan! Sukacita kita yang pertama dan terutama adalah bahwa Dialah Tuhan Allah – Pencipta, Pemilik dan Pemelihara segala ciptaan, termasuk diri kita sendiri dan segala yang kita miliki. Tidak ada Tuhan atau kuasa lain yang berkuasa atas kita. Kebenaran ini seharusnya sudah lebih dari cukup untuk membuat hati kita aman, damai dan bersukacita!
16. Dialah yang menyelamatkan kita. Tuhan telah melakukan segalanya untuk menyelamatkan kita dari lumpur dosa dan membawa kita keluar dari lembah kekelaman dan kematian, serta membawa kita ke tempat yang terbaik. Inilah karya maha agung – penyelamatan Allah dalam Kristus.
17. Dear friends, we are children of God. God love each and every one of us. We are precious to the Lord and God looks us from His throne in Heaven. God’s care, God’s plan and God’s grace are the best for us. Therefore, be happy & SMILE!
Discussion about this post