SIANTAR – MEDIAMASIP
Kejadian kurang menyenangkan terjadi di ruang terbuka publik Lapangan Adam Malik, Rabu sore sekitar pukul 17.00 WIB.
Seorang tukang parkir diduga liar bersikap kasar dan arogan terhadap beberapa warga yang sedang berhenti sejenak di sekitar area tersebut. Insiden ini sempat menimbulkan keributan dan menjadi perhatian warga yang berada di lokasi.
Dari pantauan langsung, cekcok bermula ketika seorang pengendara becak motor (betor) dihampiri oleh tukang parkir dan diminta uang parkir, padahal pengendara hanya berhenti sebentar. Saat permintaan itu ditolak, tukang parkir langsung melontarkan ucapan bernada kasar, bahkan disertai ujaran diskriminatif. Situasi semakin memanas ketika tukang parkir itu menendang becak motor milik pengendara tersebut.
Tak lama kemudian, tukang parkir tersebut kembali bertindak kasar pada pengendara motor lain yang tengah berhenti membeli kopi sambil membawa dua anak kecil. Dengan suara tinggi dan nada menghina, ia berkata:
“Kalau mau beli kopi ya parkir lah. Kalau nggak mau kau parkir berarti nggak ada uangmu. Pulang aja kau!”
Aksi arogansi ini sontak membuat warga geram. Salah satu warga yang berada di lokasi, seorang pemuda bernama Jogi Sitanggang, spontan menegur si tukang parkir agar bersikap sopan dan tidak membentak orang seenaknya di ruang publik. Jogi, yang diketahui sebagai salah satu tokoh muda aktif di Kota Pematang Siantar, menyampaikan bahwa ia hanya berniat mengingatkan.
“Saya kebetulan sedang ngopi di dekat situ. Saya lihat sudah dua orang dimaki-maki tukang parkir itu, salah satunya ibu-ibu bawa anak. Jadi saya hanya menegur, minta supaya jangan kasar ke orang. Tapi dia malah emosi balik ke saya,” ujar Jogi saat dikonfirmasi.
Teguran tersebut rupanya tidak diterima dengan baik oleh si tukang parkir, sehingga terjadi percekcokan kecil yang sempat menarik perhatian warga sekitar. Beberapa warga di lokasi menyampaikan bahwa tukang parkir tersebut memang sudah sering berperilaku semena-mena dan memalak dengan cara paksa.
Beberapa di antaranya bahkan menyatakan sudah lama merasa resah, namun belum ada tindakan nyata dari pihak berwenang.
Kejadian ini tidak hanya mengundang reaksi di lokasi, tetapi juga dengan cepat menyebar luas di media sosial. Unggahan yang menunjukkan potongan kronologi dan pernyataan Jogi Sitanggang mendapatkan banyak dukungan dari netizen. Warganet ramai-ramai menyuarakan keresahan yang sama, bahwa praktik premanisme berkedok tukang parkir liar memang telah lama menjadi masalah yang tak kunjung ditindak.
Menurut informasi yang diterima dari warga setempat dan dari pengakuan Jogi sendiri, tukang parkir tersebut bukan petugas resmi, melainkan oknum liar yang telah lama beroperasi di sekitar Lapangan Adam Malik dan kerap menimbulkan ketidaknyamanan.
Kejadian ini kembali menyoroti lemahnya pengawasan pemerintah kota dan aparat penegak ketertiban terhadap praktik parkir liar di ruang publik. Lapangan Adam Malik, yang seharusnya menjadi tempat nyaman untuk rekreasi keluarga dan olahraga warga, justru tercemar oleh ulah premanisme berkedok tukang parkir.
Masyarakat berharap Pemerintah Kota Pematang Siantar serta aparat terkait segera turun tangan untuk menertibkan tukang parkir liar dan memastikan bahwa ruang publik bebas dari intimidasi, pungutan liar, dan kekerasan verbal. Jangan sampai warga yang hanya ingin menikmati ruang terbuka harus merasa takut, terintimidasi, atau dimaki di tanah kota sendiri. (Putra)
Discussion about this post